Materi Seminar Online Corona Virus Disease (COVID-19)



Laman ini akan terus di-update karena, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, covid-19 sendiri masih aktif diteliti dan saya butuh waktu untuk mengubek kembali notulensi dari panitia.




Saya mencoba mengikuti beberapa seminar online yang dilaksanakan oleh lembaga non pemerintah dengan narasumber tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan bidan yang lebih mengetahui mengenai covid-19 daripada kita yang orang awam. Bukan sekali, dua kali, saya mengikuti seminar online ini. Demi tetap update, karena covid-19 sendiri masih aktif diteliti, saya mengikuti berkali-kali. Terkadang saya mengikuti seminar online di tempat lain dan menemukan teman yang berbeda. Pertanyaan yang mereka ajukan kadang sama dengan pertanyaan di seminar terdahulu yang saya ikuti. Dari sini saya mendapat kesimpulan bahwa ilmu di seminar sebelumnya bisa jadi hanya di-keep untuk diri sendiri. Lebih sedih lagi, pesertanya kadang mengikuti seminar semata-mata mengejar sertifikat saja.

Saya merasa alangkah sayangnya bila ilmu yang didapatkan tidak dibagi dengan orang lain yang sama-sama berada di kondisi yang sama dengan saya: hidup di zaman pandemi covid-19.

Maka dari itulah saya mencoba menuliskan beberapa tanya-jawab terkait covid-19 yang saya dapatkan melalui seminar online, tentunya dilengkapi referensi darimana saya mendapatkannya.


Q: Apakah benar sumber virus corona bisa melalui makanan ekstrim yang dikonsumsi?
“Jika kita memakan makanan yang dimasak sampai matang, sebenarnya tidak dapat menularkan virus. Namun diduga ada penularan dari hewan ke manusia pada tahap awal secara langsung. Namun saat ini yang benar-benar perlu kita waspadai adalah penularan dari orang ke orang. Jadi sekali lagi jaga kesehatan dan social distancing.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD

Q: Apakah setelah 14 hari tidak ada gejala artinya memang tidak sakit? Ataukah artinya virusnya telah kalah oleh imun?
“Dalam istilah kedokteran ada yang bernama waktu inkubasi. Apa itu waktu inkubasi? Inkubasi adalah waktu dari masuknya virus ke dalam tubuh manusia sampai menimbulkan gejala. Jadi misal seorang pasien mendapatkan virus pada tanggal 1 April, bisa jadi gejala baru muncul pada tanggal kira-kira 14-15 April. Nah, hal inilah yang kita amati terjadi dengan virus corona ini. berdasarkan penelitian ternyata masa inkubasi atau waktu yang diperlukan untuk timbul gejala adalah 14 hari, walaupun bisa lebih atau kurang dari 14 hari lho! Namun yang disepakati selama ini adalah 2 minggu. Dengan mengkaratina diri sendiri atau orang yang terduga memiliki paparan selama 2 minggu, jika benar tidak ada gejala maka dapat disimpulkan kemungkinan besar orang tersebut tidak menderita penyakit. Walaupun sekali lagi tadi saya sampaikan ada yang bisa lebih dari 2 minggu.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD

Q: Kenapa pada orang yang terkena covid-19 ada yang menimbulkan gejala dan ada yang tidak?
“Pada yang tidak menimbulkan gejala, bisa jadi orang tersebut sedang dalam masa inkubasi atau memiliki imunitas yang baik untuk melawan virus covid-19.” Dijawab oleh drg. Muhammad Fuandi


Q: Apakah replikasi virus covid-19 dapat berubah sesuai dengan inangnya?

“Sebenarnya benar bisa berreplikasi, cuman dia hanya bisa berreplikasi ketika dia sudah masuk ke dalam inangnya. Kapan bisa berreplikasi/kapan lebih banyak berreplikasi itu tergantung dari sistem imun tubuh dari penderita jadi tetap dipengaruhi sistem imunnya, ketika imunnya kuat maka dia bisa membasmi virusnya. Namun kalau virusnya lebih banyak lebih kuat ketika imunnya lebih rendah maka replikasinya lebih banyak dibandingkan sistem imunitas kita.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: bagaimana menentukan seseorang telah tertular covid 19 sedangkan banyak kasus yang pasien positif corona tidak menunjukkan gejala?
"menentukan seseorang sudah tertular Covid atau enggak, kita harus melakukan tes swab yaitu diambil cairan pada sempel saluran pernapasannya. OTG (Orang Tanpa Gejala) umumnya dia mempunyai kontak erat atau pernah berkunjung dari redzone jadi curiga dia terinveksi atau orang yang sudah di konfirmasi positif Covid tapi tidak bergejala, jadi bisa menularkan orang lain karena dia sebagai pembawa, jadi beresiko bisa menularkan orang lain. Jadi OTG harus tetap di isolasi, di prioritaskan isolasi mandiri di rumah kalau rumah sakit tidak cukup ruangan. Karena rumah sakit di prioritaskan untuk PDP dan orang yang positif dengan gejala. Jadi tetap bisa menularkan orang lain ketika dia orang tanpa gejala makanya kita harus menjaga jarak, cuci tangan yang baik, cuci tangan yang benar, dan tetap mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi, supaya imunitas kita baikDijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Apakah benar golongan darah O lebih kebal terhadap corona dan golongan darah A rentan terhadap corona?
“Saat ini beredar info terkait hubungan golongan darah dengan keparahan infeksi COVID-19, tapi sayangnya info ini masih sangat dini dan masih membutuhkan penelitian lanjutan. Jadi sampai saat ini belum ada bukti yang benar-benar kuat terkait hal ini. Tidak menutup kemungkinan dengan kemajuan teknologi dan penelitian, ada informasi yang lebih banyak terkait hal ini.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD


Q: Apa benar usia lansia lebih rentan terpapar dan terinfeksi COVID-19? Kenapa di Indonesia yang lebih rentan terpapar adalah usia remaja yang tidak patuh aturan?

“Anak bayi, ibu hamil, usia tua itu lebih rentan mengalami gejala yang lebih berat jadi yang benar itu gejala yang ditimbulkan lebih berat pada orang yang lanjut usia. Nah di Indonesia karena yang tidak patuh umumnya pada kalangan remaja jadi mereka juga bisa terpapar artinya bisa sebagai pembawa jadi tetap mau pemuda mau tua bisa menularkan. Cuma bedanya adalah kadang orang remaja yang imunitasnya tinggi gejalanya tidak tampak dikenal dengan (OTG) Orang Tanpa Gejala. Sementara pada orang tua bisa menimbulkan gejala dan bisa berat gejalanya.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Apabila ibu hamil terjangkit virus covid 19, apakah dapat menularkan kepada janinnya?
“Ini masih dalam tahapan penelitian, penyebabnya masih belum diketahui. Ada memang kasus tapi yang tidak banyak janinnya ketika bayinya dilahirkan ada yang terinveksi covid. Ada juga yang berpendapat bahwa karena kan ibu dan anak ketika baru lahir mungkin kontak langsung jadi bisa tertular. Tapi kalau masalah dari ibu hamilnya langsung kepada janinnya artinya janinnya sudah ada virus covid, itu masih dalam tahapan penelitian. Cuma istilahnya resiko lebih besar ketika ibu hamil pada anaknya ketika sudah dilahirkan, biasanya ketika ibu hamil sudah terinveksi covid 19 dia bakal dilakukan pemantauan ketika melahirkan benar-benar di isolasi khusus, untuk meminimalisir penularannya. Untuk penyebabnya itu masih tahapan penelitian, penyebab pastinya belum diketahui.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Apakah orang dengan diabetes bisa meningkatkan risiko kritis pada pasien covid-19?

“Ya, benar. Orang dengan diabetes memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang kurang bagus (tidak sama dengan orang sehat pada umumnya) sehingga dapat meningkatkan risiko kritis pada pasien covid-19.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

"Yang menjadi catatan bahwa orang2 dengan komorbin(sesuatu yang memperburuk kondisi sesorang ) penyakit seperti misalnya orang itu punya kenser orang itu kemudian merokok,orang itu kemudian punya penyakit jantung, punya penyakit ginjal sebelumnya, kemudian terpapar dengan orang yang kena virus maka orang itu bisa jadi menimbulkan gejala yang jauh lebih berat." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

Q: Bagaimana menjelaskan bahaya covid-19 kepada anak?

"Untuk mengedukasi anak-anak bahwa, wabah ini mengajarkan kita untuk memperhatikan kembali bagaimana lingkungan kita kemudian personal hygiene kita. Pada saat ini dimana sebelumnya orang tidak terlalu aware terhadap kapan kita harusnya mencuci tangan lalu etika batuk dan juga kapan seseorang ke dokter. Pada saat wabah ini muncul , kita beramai-ramai mencari bagaimana personal higiene yang bagus dan mencucu tangan yang baik dan benar serta mencegah penularan penyakit. Saran saya sebagai orang awam di bidang pendidikan kita bisa memberikan pelajaran tentang personal higiene dan mengingatkan untuk selalu mencuci tangan juga jangan menyentuh wajah langsung dengan tangan. Sekarang bisa dalam bentuk kartun edukatif atau media youtube. Bukan mengajarkan seberapa menakutkannya Corona Virus ini tapi kita melihat kedepan jangan sampai hanya karena Corona Virus ini kita melupakan personal higiene. Sebenarnya personal higiene kita harus tertanam dalam alam bawah sadar kita." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

Q: apakah aman kalau paket barang yang kita terima dari daerah redzone?
"sebenarnya gak hanya dari redzone kita harus waspada berusaha menjaga, semisal kita ragu ada virusnya harus disemprot pakai disinfektan / kita pakai sarung tangan dan jangan lupa kita juga harus cuci tangan pakai sabun dan air mengalir / handsanitizer. Tetap boleh menerima/mengirim barang namun harus tetap waspada menjaga dan jangan panik." Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Bagaimana bila virus menempel di tangan atau kulit? Apakah bisa masuk melalui tangan dan kulit?
“Reseptor covid-19 ini ada di mata, saluran napas, dan saluran cerna. Memang benar covid-19 bisa menempel di tangan dan kulit namun tidak bisa masuk melalui tangan dan kulit. Yang ditakutkan adalah ketika virus menempel di tangan dan kulit, ketika itu juga kita mengucek mata, menggaruk hidung atau memasukkan makanan sehingga tangan tersentuh  ke bagian mulut. Penggunaan masker dan kacamata dapat mencegah kita untuk menyentuh mata, hidung, dan mulut.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

Q: Apakah masker diperlukan untuk pencegahan covid-19? Apakah masker kain boleh?
"Penggunaan masker lebih efektif untuk yang sedang sakit disbanding orang yang sehat. Masker kain pun harus mengikuti prosedur bentuk masker medis dengan lipatan luarnya yang bisa mencegah droplet dengan 2 sisi depan dan 2 sisi belakang untuk mencegah cipratan atau cairan ludah/hidung yang keluar." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

“Pada awal pandemik corona, WHO merekomendasikan masker digunakan oleh yang sakit tetapi semakin ke sini akhirnya WHO mengeluarkan rekomendasi terbaru di mana masker dipakai oleh semua orang, baik sehat maupun sakit. Masker kain itu boleh digunakan oleh masyarakat biasa, yang tidak sakit. CDC sudah mengeluarkan rekomendasi bagaimana cara membuat masker sendiri (homemade masker) berbahan kain biasa. Lebih disarankan masker kain terdiri dari 2 lapis yang dibagian tengah bisa diselipkan tisu untuk meningkatkan efektivitas. Jika masker hanya selapis maka masker hanya bisa menyaring sekitar 48% mikropartikel sedangkan bila 2 lapis dan bisa diselipkan tisu, serbet, atau saputangan di bagian dalam bisa menyaring hingga 70% sampai 90% mikropartikel.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw



Q: Apakah covid-19 hilang 100% ketika kita mencuci tangan dengan sabun?
“Secara penelitian covid-19 benar hilang 100% ketika kita mencuci tangan dengan sabun karena dinding dari virus covid-19 terdiri dari lipid atau lemak dan protein sebagaimana lemak itu akan hancur jika bertemu dengan kandungan sabun. Jadi apapun sabunnya, entah itu sabun mandi, atau anti bakteri dapat membunuh virus. Virus juga akan mati ketika bertemu alkohol yang kandungan alkoholnya 70%.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

Q: Hand sanitizer yang mempunyai kandungan bagaimana yang baik untuk membunuh kuman dan menghindari atau untuk mencegah penyebaran virus corona?
“Memang benar untuk mencuci tangan hanya ada dua cara yang disarankan WHO, yaitu dengan air mengalir dan sabun, cara kedua adalah dengan hand sanitizer. Ingat teman-teman perlu browsing enam langkah cuci tangan dengan tepat dari WHO yah! Lalu apa syarat hand sanitizer? Yang disyaratkan adalah bahwa kandungan alkohol dari hand sanitizer tersebut harus lebih dari 60% untuk efektif membunuh kuman. Selain itu, harus teruji emang kandungan alkoholnya sekian dan pembuatannya harus higienis. Saya tidak menganjurkan penggunaan hand sanitizer yang tidak jelas asal muasalnya dan tidak diproduksi oleh lembaga yang kredibel. Karena bukannya melindungi, malah bisa jadi kulit iritasi dan kita tidak mendapat perlindungan.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD

Q: Apa pendapat dokter tentang masyarakat yang menyemprotkan diri ke desinfektan?

"Perlu diketahui bersama bahwa proses disinfeksi itu ada 2, yaitu disinfeksi dan
antisepsi. nah yang dilakukan ke tubuh manusia itu disebut antisepsi, yaitu menghilangkan sementara patogen - patogen baik jamur maupun virus dari permukaan tubuh manusia. Sedangkan proses disinfeksi itu dilakukan kepada benda-benda mati. Nah, bagaimana kemudian fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat saat ini yaitu menyemprotkan tubuhnya dengan alkohol ataupun alat-alat disinfektan, saya kira pemerintah sudah memberikan anjuran bahwa terdapat efek jangka panjang dan jangka pendek baik itu yang jangka pendek berupa iritasi kulit ataupun jangka panjang yang mana apabila tidak sengaja terkena mata bisa jadi kebutaan, korosi, alergi dan sebagainya itu perlu dihindari. Oleh karena itu, CDC pada akhirnya Amerika dimana mereka mempunyai Lembaga Pengendalian Infeksi tetap menganjurkan bahwa mencuci tangan dan mengenakan masker(terutama bagi yang sakit) menjadi prefensi utama terhadap pengendalian virus ataupun wabah yang ada pada saat ini." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked


Q: Apakah benar minum setiap 15 menit sekali dapat membuat virus masuk ke lambung dan mati?

“Untuk minum setiap 15 menit itu tidak ada yang melarang dan tidak ada kejelekannya. Namun sejauh yang saya baca bahwa virus ini pernah ditemukan di feses pasien yang positif covid-19. Itu artinya virus ini tidak mati di lambung dan bisa menginvasi saluran pencernaan.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

Q: Apakah benar virus covid-19 bisa mati pada suhu di atas 34 derajat?

"Semua virus tidak tahan terhadap panas. Maka Corona Virus bisa mati diatas 40 derajat."  Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

Q: Apakah wabah covid-19 bisa berakhir, seperti wabah flu burung?

"Apakah virus ini bisa berakhir? Ya bisa. Skenario virus bisa berakhir dengan kekebalan komunitas (herd community) yaitu dengan membiarkan virus menginfeksi semua orang namun dengan resiko ratusan bahkan ribuan orang meninggal. Kemudian mencegah pergerakan virus dan mengidentifkasi orang yang sakit dan segera melakukan pemisahan, membatasi transmisinya dan memotong lajur penyebarannya. Makanya mengapa kemudian, physical distancing itu menjadi sangat urgent sekarang. Corona virus yang menyebar saat tahun 2002 memiliki angka case fatality rate yang sangat tinggi namun penyebarannya sangat rendah. Hal ini yang menjadi perbedaan dengan SARS-Cov-2 yang mudah tersebar dibanding yang pertama."  Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

Q: Apakah harus selalu vaksin obat virus itu?
“Saya garisbawahi dulu bahwa vaksin itu bukan obat. Vaksin ada dua macam: vaksin yang berisi virus yang sudah dilemahkan atau vaksin yang berisi virus yang sudah mati. Vaksin adalah pencegahan dimana vaksin yang dimasukkan atau disuntikkan ke dalam tubuh, kemungkinan orang tersebut untuk terkena penyakit tersebut bisa lebih rendah tapi bukan pasti tidak terkena ya.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

Q:  Apakah Chloroquine Phosphate obat untuk covid? Jika iya dan mengonsumsi tanpa terbukti positif bagaimana efeknya karena katanya untuk mencegah ?

“Ada lagi nih,  kebetulan 2 hari yang lalu saya ke apotik mau beli obat untuk adik saya, Nah saya lihat ada ibu-ibu yang beli  tablet Chloroquine dan Tablet Kina. Guys....  Ingat!!!!! jangan minum dan beli Chloroquine tanpa resep dokter ya. BAHAYA! Namun dibeberapa negara obat-obat ini cukup efektif MENGOBATI pasien-pasien yg positif corona. Begitu juga untuk obat Quinin sulfate ataupun Avigan yang dipesan oleh Bapak Presiden Jokowi dan telah digunakan di sejumlah negara. Semua nya masih dalam penelitian. Ingat bukan untuk PENCEGAHAN.  Yakin mau minum obatnya tanpa petunjuk dan resep dari dokter?  Jangan ya ? Tetap harus konsultasikan ke dokter dulu.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Benarkah covid-19 bisa diobati dengan obat anti malaria?

"Perlu diketahui bersama bahwa Malaria itu merupakan parasite sedangkan covid 19 ini secara etiologinya atau penyebabnya adalah virus. Jadi 2 organisme yang kemudian berbeda. Covid 19 merupakan virus yang baru. Sesuatu yang kemudian dalam dunia kedokteran pun masih dalam pengembangan. Vaksin nya saja masih dalam pengembangan dan alam tahap uji coba. Memang ada dalam laporan kasus dengan hidroklorokuin atau klorokuin tersebut dapat menyembuhkan orang yang mengidap Corona virus. Namun belum bisa dipastikan dan diakui sebagai obat paten. Mungkin sembuh tapi ada efek samping nya seperti kebutaan, ketuliaan dan kecacatan." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked

Q: Jika pasien terkena covid-19 dan dinyatakan sembuh, apakah pasien tersebut dapat kembali terkena covid-19?”
“Pasien yang telah sembuh dari covid-19 untuk kemungkinan terkena covid-19 dengan tipe RNA virus yang sama itu kemungkinannya kecil karena sudah memiliki antibodi jadi begitu virus masuk ke dalam tubuh sudah dapat dilawan oleh antibodi sedangkan kemungkinan untuk terkena coronavirus dengan RNA virus yang berbeda atau bermutasi mungkin bisa.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw

"Apakah orang yang sudah terjangkit Covid 19 sebelumnya bisa terinfeksi? Bisa, laporan kasus di Cina ada sekitar 20% orang yang dinyatakan sembuh dari infeksi Corona Virus masuk kembali ke rumah sakit dengan keluhan yang sama dan dites lalu kemudian menunjukkan gejala Corona virus kembali."  Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked


“Bukan berarti orang yang sudah sembuh dari covid-19 ini tidak bisa lagi tertular/tidak bisa lagi terinfeksi. Tetap bisa. Cuman memang karena dia sudah terinfeksi sebelumnya, daya tahan tubuhnya terbentuk antibodi sehingga istilahnya untuk terinfeksi kembali itu lebih sedikit peluangnya tapi tetap ada peluang dia bakal terinfeksi kembali.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

Q: Apakah kondisi paru-paru orang sudah terkena covid-19 kembali membaik seperti sedia kala?
“Jika infeksinya sudah mencapai masa kritis dimana sudah ada gambaran pneumoni di paru atau sudah terjadi gagal napas biasanya kerusakan parunya permanen. Tetapi untuk pasien covid-19 yang gejalanya ringan/asimtomatik dan infeksinya tidak sampai ke paru-paru (misalnya hanya di saluran napas atas dengan gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan) maka paru-parunya tidak apa-apa.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw


"Sebenarnya orang yang sudah pernah terkena covid-19 ini mungkin gejalanya yang sudah sembuh tapi dalam tubuhnya pasti tetap ada yang berubah di dalam tubuhnya. Dibilang sembuh total bisa sembuh, tapi mungkin ada gejala sisa, gejala yang mungkin dari paru-paru kalau dalam penelitian dikatakan bahwa paru-parunya tidak seperti orang normal lagi artinya tidak orang biasa lagi. Tapi kalau imunitasnya kuat, dia tidak sampai berat, mungkin tidak tampak gejalanya atau dalam artian dia sudah sembuh seperti semula.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan

---

Beberapa instagram penyelenggara masih sering mengadakan seminar online dengan tema yang menarik. Teman-teman bisa mengunjungi (atau jika berkenan mengikuti) instagram mereka untuk mendapat informasi seminar online selanjutnya.

---
Referensi:


dr. Alvin Nursalim, SpPD adalah seorang dokter di RSUD Mampang Jakarta, Klikdokter (klikdokter.com), dan Host Metro I care (@metro.icare). Pertanyaan dijawab pada Seminar Online yang bertema “Fenomena Corona dan Social-Distancing” Minggu, 22 Maret 2020. Seminar diadakan oleh Gajahlah Kebersihan (ig: @gajahlahkebersihan.id) bekerjasama dengan KlikDokter (ig: @klikdoktercom).


dr. Ahmad Yasin, S.Ked adalah intership doctor. Pertanyaan dijawab pada Diskusi  Online dengan tema "Ikhtiar Keras untuk Corona Tuntas" Selasa, 31 Maret 2020. Seminar diadakan oleh UNIT KEGIATAN MAHASISWA KARISMA (ig: @ldk_karisma)

drg. Muhammad Fuandi, seorang dokter gigi PTT Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Selatan dan Sumatera Selatan pada “Diskusi Online Hikmah di Balik Covid-19” pada Sabtu, 4 April 2020. Seminar diadakan oleh FSLDK Sumatera Selatan (ig: @fsldksumsel)

dr. Rahmi Putri Isnaw, pada Diskusi Online yang bertema “Hikmah di Balik Covid-19” pada Sabtu, 4 April 2020. Seminar diadakan oleh FSLDK Sumatera Selatan (ig: @fsldksumsel)


dr. Ramlan, seorang dokter RSUD PADANGSIDIMPUAN pada Talkshow Nasional Online Zeneration Chapter Solo “Waspada Covid 19: Lindungi Diri dan Keluarga dari Ancaman Pandemi COVID-19” pada Minggu, 26 April 2020. Seminar diadakan oleh ZONERATION (ig: @zoneration_solo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW: Anime Idolish7