Materi Seminar Online Corona Virus Disease (COVID-19)
Laman ini akan terus di-update karena, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, covid-19 sendiri masih aktif diteliti dan saya butuh waktu untuk mengubek kembali notulensi dari panitia.
Saya mencoba mengikuti beberapa seminar online yang
dilaksanakan oleh lembaga non pemerintah dengan narasumber tenaga kesehatan
seperti dokter, perawat, dan bidan yang lebih mengetahui mengenai covid-19
daripada kita yang orang awam. Bukan sekali, dua kali, saya mengikuti seminar
online ini. Demi tetap update, karena covid-19 sendiri masih aktif diteliti,
saya mengikuti berkali-kali. Terkadang saya mengikuti seminar online di tempat
lain dan menemukan teman yang berbeda. Pertanyaan yang mereka ajukan kadang
sama dengan pertanyaan di seminar terdahulu yang saya ikuti. Dari sini saya
mendapat kesimpulan bahwa ilmu di seminar sebelumnya bisa jadi hanya di-keep untuk diri sendiri. Lebih sedih lagi, pesertanya kadang mengikuti seminar semata-mata mengejar sertifikat saja.
Saya merasa
alangkah sayangnya bila ilmu yang didapatkan tidak dibagi dengan orang lain
yang sama-sama berada di kondisi yang sama dengan saya: hidup di zaman pandemi
covid-19.
Maka dari itulah saya mencoba menuliskan beberapa tanya-jawab
terkait covid-19 yang saya dapatkan melalui seminar online, tentunya dilengkapi
referensi darimana saya mendapatkannya.
Q: Apakah benar sumber virus corona bisa melalui makanan ekstrim yang dikonsumsi?
“Jika kita memakan makanan yang dimasak sampai matang, sebenarnya tidak dapat menularkan virus. Namun diduga ada penularan dari hewan ke manusia pada tahap awal secara langsung. Namun saat ini yang benar-benar perlu kita waspadai adalah penularan dari orang ke orang. Jadi sekali lagi jaga kesehatan dan social distancing.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD
“Dalam istilah kedokteran ada yang bernama waktu inkubasi.
Apa itu waktu inkubasi? Inkubasi adalah waktu dari masuknya virus ke dalam
tubuh manusia sampai menimbulkan gejala. Jadi misal seorang pasien mendapatkan
virus pada tanggal 1 April, bisa jadi gejala baru muncul pada tanggal kira-kira
14-15 April. Nah, hal inilah yang kita amati terjadi dengan virus corona ini.
berdasarkan penelitian ternyata masa inkubasi atau waktu yang diperlukan untuk
timbul gejala adalah 14 hari, walaupun bisa lebih atau kurang dari 14 hari lho!
Namun yang disepakati selama ini adalah 2 minggu. Dengan mengkaratina diri
sendiri atau orang yang terduga memiliki paparan selama 2 minggu, jika benar
tidak ada gejala maka dapat disimpulkan kemungkinan besar orang tersebut tidak
menderita penyakit. Walaupun sekali lagi tadi saya sampaikan ada yang bisa
lebih dari 2 minggu.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD
Q: Kenapa pada orang
yang terkena covid-19 ada yang menimbulkan gejala dan ada yang tidak?
Q: Apakah replikasi
virus covid-19 dapat berubah sesuai dengan inangnya?
“Sebenarnya benar bisa berreplikasi, cuman dia hanya bisa
berreplikasi ketika dia sudah masuk ke dalam inangnya. Kapan bisa
berreplikasi/kapan lebih banyak berreplikasi itu tergantung dari sistem imun
tubuh dari penderita jadi tetap dipengaruhi sistem imunnya, ketika imunnya kuat
maka dia bisa membasmi virusnya. Namun kalau virusnya lebih banyak lebih kuat
ketika imunnya lebih rendah maka replikasinya lebih banyak dibandingkan sistem
imunitas kita.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: bagaimana menentukan seseorang telah tertular
covid 19 sedangkan banyak kasus yang pasien positif corona tidak menunjukkan
gejala?
"menentukan seseorang sudah tertular Covid atau
enggak, kita harus melakukan tes swab yaitu diambil cairan pada sempel saluran
pernapasannya. OTG (Orang Tanpa Gejala) umumnya
dia mempunyai kontak erat atau pernah berkunjung dari redzone jadi curiga dia
terinveksi atau orang yang sudah di konfirmasi positif Covid tapi tidak
bergejala, jadi bisa menularkan orang lain karena dia sebagai pembawa, jadi
beresiko bisa menularkan orang lain. Jadi OTG harus tetap di isolasi, di
prioritaskan isolasi mandiri di rumah kalau rumah sakit tidak cukup ruangan.
Karena rumah sakit di prioritaskan untuk PDP dan orang yang positif dengan
gejala. Jadi tetap bisa menularkan orang lain ketika dia orang tanpa gejala
makanya kita harus menjaga jarak, cuci tangan yang baik, cuci tangan yang
benar, dan tetap mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi, supaya imunitas kita
baik" Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Apakah benar golongan darah O lebih kebal terhadap corona dan golongan darah A rentan terhadap corona?
“Saat ini beredar info terkait hubungan golongan darah dengan keparahan infeksi COVID-19, tapi sayangnya info ini masih sangat dini dan masih membutuhkan penelitian lanjutan. Jadi sampai saat ini belum ada bukti yang benar-benar kuat terkait hal ini. Tidak menutup kemungkinan dengan kemajuan teknologi dan penelitian, ada informasi yang lebih banyak terkait hal ini.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD
Q: Apa benar usia
lansia lebih rentan terpapar dan terinfeksi COVID-19? Kenapa di Indonesia yang
lebih rentan terpapar adalah usia remaja yang tidak patuh aturan?
“Anak bayi, ibu hamil, usia tua itu lebih rentan mengalami
gejala yang lebih berat jadi yang benar itu gejala yang ditimbulkan lebih berat
pada orang yang lanjut usia. Nah di Indonesia karena yang tidak patuh umumnya
pada kalangan remaja jadi mereka juga bisa terpapar artinya bisa sebagai
pembawa jadi tetap mau pemuda mau tua bisa menularkan. Cuma bedanya adalah
kadang orang remaja yang imunitasnya tinggi gejalanya tidak tampak dikenal
dengan (OTG) Orang Tanpa Gejala. Sementara pada orang tua bisa menimbulkan
gejala dan bisa berat gejalanya.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Apabila ibu hamil
terjangkit virus covid 19, apakah dapat menularkan kepada janinnya?
“Ini masih dalam tahapan penelitian, penyebabnya masih belum
diketahui. Ada memang kasus tapi yang tidak banyak janinnya ketika bayinya
dilahirkan ada yang terinveksi covid. Ada juga yang berpendapat bahwa karena
kan ibu dan anak ketika baru lahir mungkin kontak langsung jadi bisa tertular.
Tapi kalau masalah dari ibu hamilnya langsung kepada janinnya artinya janinnya
sudah ada virus covid, itu masih dalam tahapan penelitian. Cuma istilahnya
resiko lebih besar ketika ibu hamil pada anaknya ketika sudah dilahirkan,
biasanya ketika ibu hamil sudah terinveksi covid 19 dia bakal dilakukan
pemantauan ketika melahirkan benar-benar di isolasi khusus, untuk meminimalisir
penularannya. Untuk penyebabnya itu masih tahapan penelitian, penyebab pastinya
belum diketahui.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Apakah orang dengan
diabetes bisa meningkatkan risiko kritis pada pasien covid-19?
“Ya, benar. Orang dengan diabetes memiliki sistem imun atau
kekebalan tubuh yang kurang bagus (tidak sama dengan orang sehat pada umumnya)
sehingga dapat meningkatkan risiko kritis pada pasien covid-19.” Dijawab oleh dr.
Rahmi Putri Isnaw
"Yang menjadi catatan bahwa orang2 dengan komorbin(sesuatu yang memperburuk kondisi sesorang ) penyakit seperti misalnya orang itu punya kenser orang itu kemudian merokok,orang itu kemudian punya penyakit jantung, punya penyakit ginjal sebelumnya, kemudian terpapar dengan orang yang kena virus maka orang itu bisa jadi menimbulkan gejala yang jauh lebih berat." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Bagaimana menjelaskan bahaya covid-19 kepada anak?
"Untuk mengedukasi anak-anak bahwa, wabah ini mengajarkan kita untuk memperhatikan kembali bagaimana lingkungan kita kemudian personal hygiene kita. Pada saat ini dimana sebelumnya orang tidak terlalu aware terhadap kapan kita harusnya mencuci tangan lalu etika batuk dan juga kapan seseorang ke dokter. Pada saat wabah ini muncul , kita beramai-ramai mencari bagaimana personal higiene yang bagus dan mencucu tangan yang baik dan benar serta mencegah penularan penyakit. Saran saya sebagai orang awam di bidang pendidikan kita bisa memberikan pelajaran tentang personal higiene dan mengingatkan untuk selalu mencuci tangan juga jangan menyentuh wajah langsung dengan tangan. Sekarang bisa dalam bentuk kartun edukatif atau media youtube. Bukan mengajarkan seberapa menakutkannya Corona Virus ini tapi kita melihat kedepan jangan sampai hanya karena Corona Virus ini kita melupakan personal higiene. Sebenarnya personal higiene kita harus tertanam dalam alam bawah sadar kita." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: apakah aman kalau paket barang yang kita terima dari daerah redzone?
"sebenarnya gak hanya dari redzone kita harus waspada berusaha menjaga, semisal kita ragu ada virusnya harus disemprot pakai disinfektan / kita pakai sarung tangan dan jangan lupa kita juga harus cuci tangan pakai sabun dan air mengalir / handsanitizer. Tetap boleh menerima/mengirim barang namun harus tetap waspada menjaga dan jangan panik." Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Bagaimana bila virus menempel di tangan atau kulit? Apakah bisa masuk melalui tangan dan kulit?
"Yang menjadi catatan bahwa orang2 dengan komorbin(sesuatu yang memperburuk kondisi sesorang ) penyakit seperti misalnya orang itu punya kenser orang itu kemudian merokok,orang itu kemudian punya penyakit jantung, punya penyakit ginjal sebelumnya, kemudian terpapar dengan orang yang kena virus maka orang itu bisa jadi menimbulkan gejala yang jauh lebih berat." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Bagaimana menjelaskan bahaya covid-19 kepada anak?
"Untuk mengedukasi anak-anak bahwa, wabah ini mengajarkan kita untuk memperhatikan kembali bagaimana lingkungan kita kemudian personal hygiene kita. Pada saat ini dimana sebelumnya orang tidak terlalu aware terhadap kapan kita harusnya mencuci tangan lalu etika batuk dan juga kapan seseorang ke dokter. Pada saat wabah ini muncul , kita beramai-ramai mencari bagaimana personal higiene yang bagus dan mencucu tangan yang baik dan benar serta mencegah penularan penyakit. Saran saya sebagai orang awam di bidang pendidikan kita bisa memberikan pelajaran tentang personal higiene dan mengingatkan untuk selalu mencuci tangan juga jangan menyentuh wajah langsung dengan tangan. Sekarang bisa dalam bentuk kartun edukatif atau media youtube. Bukan mengajarkan seberapa menakutkannya Corona Virus ini tapi kita melihat kedepan jangan sampai hanya karena Corona Virus ini kita melupakan personal higiene. Sebenarnya personal higiene kita harus tertanam dalam alam bawah sadar kita." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: apakah aman kalau paket barang yang kita terima dari daerah redzone?
"sebenarnya gak hanya dari redzone kita harus waspada berusaha menjaga, semisal kita ragu ada virusnya harus disemprot pakai disinfektan / kita pakai sarung tangan dan jangan lupa kita juga harus cuci tangan pakai sabun dan air mengalir / handsanitizer. Tetap boleh menerima/mengirim barang namun harus tetap waspada menjaga dan jangan panik." Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Bagaimana bila virus menempel di tangan atau kulit? Apakah bisa masuk melalui tangan dan kulit?
“Reseptor covid-19 ini ada di mata, saluran napas, dan
saluran cerna. Memang benar covid-19 bisa menempel di tangan dan kulit namun
tidak bisa masuk melalui tangan dan kulit. Yang ditakutkan adalah ketika virus menempel
di tangan dan kulit, ketika itu juga kita mengucek mata, menggaruk hidung atau memasukkan
makanan sehingga tangan tersentuh ke
bagian mulut. Penggunaan masker dan kacamata dapat mencegah kita untuk
menyentuh mata, hidung, dan mulut.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw
Q: Apakah masker
diperlukan untuk pencegahan covid-19? Apakah masker kain boleh?
“Pada awal pandemik corona, WHO merekomendasikan masker digunakan oleh yang sakit tetapi semakin ke sini akhirnya WHO mengeluarkan rekomendasi terbaru di mana masker dipakai oleh semua orang, baik sehat maupun sakit. Masker kain itu boleh digunakan oleh masyarakat biasa, yang tidak sakit. CDC sudah mengeluarkan rekomendasi bagaimana cara membuat masker sendiri (homemade masker) berbahan kain biasa. Lebih disarankan masker kain terdiri dari 2 lapis yang dibagian tengah bisa diselipkan tisu untuk meningkatkan efektivitas. Jika masker hanya selapis maka masker hanya bisa menyaring sekitar 48% mikropartikel sedangkan bila 2 lapis dan bisa diselipkan tisu, serbet, atau saputangan di bagian dalam bisa menyaring hingga 70% sampai 90% mikropartikel.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw
Q: Apakah covid-19
hilang 100% ketika kita mencuci tangan dengan sabun?
Q: Hand sanitizer yang mempunyai kandungan bagaimana yang baik untuk membunuh kuman dan menghindari atau untuk mencegah penyebaran virus corona?
“Memang benar untuk mencuci tangan hanya ada dua cara yang
disarankan WHO, yaitu dengan air mengalir dan sabun, cara kedua adalah dengan
hand sanitizer. Ingat teman-teman perlu browsing enam langkah cuci tangan
dengan tepat dari WHO yah! Lalu apa syarat hand sanitizer? Yang disyaratkan
adalah bahwa kandungan alkohol dari hand sanitizer tersebut harus lebih dari
60% untuk efektif membunuh kuman. Selain itu, harus teruji emang kandungan
alkoholnya sekian dan pembuatannya harus higienis. Saya tidak menganjurkan
penggunaan hand sanitizer yang tidak jelas asal muasalnya dan tidak diproduksi
oleh lembaga yang kredibel. Karena bukannya melindungi, malah bisa jadi kulit
iritasi dan kita tidak mendapat perlindungan.” Dijawab oleh dr. Alvin Nursalim,
SpPD
Q: Apa pendapat dokter tentang masyarakat yang menyemprotkan diri ke desinfektan?
"Perlu diketahui bersama bahwa proses disinfeksi itu ada 2, yaitu disinfeksi dan
antisepsi. nah yang dilakukan ke tubuh manusia itu disebut antisepsi, yaitu menghilangkan sementara patogen - patogen baik jamur maupun virus dari permukaan tubuh manusia. Sedangkan proses disinfeksi itu dilakukan kepada benda-benda mati. Nah, bagaimana kemudian fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat saat ini yaitu menyemprotkan tubuhnya dengan alkohol ataupun alat-alat disinfektan, saya kira pemerintah sudah memberikan anjuran bahwa terdapat efek jangka panjang dan jangka pendek baik itu yang jangka pendek berupa iritasi kulit ataupun jangka panjang yang mana apabila tidak sengaja terkena mata bisa jadi kebutaan, korosi, alergi dan sebagainya itu perlu dihindari. Oleh karena itu, CDC pada akhirnya Amerika dimana mereka mempunyai Lembaga Pengendalian Infeksi tetap menganjurkan bahwa mencuci tangan dan mengenakan masker(terutama bagi yang sakit) menjadi prefensi utama terhadap pengendalian virus ataupun wabah yang ada pada saat ini." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apakah wabah covid-19 bisa berakhir, seperti wabah flu burung?
"Apakah virus ini bisa berakhir? Ya bisa. Skenario virus bisa berakhir dengan kekebalan komunitas (herd community) yaitu dengan membiarkan virus menginfeksi semua orang namun dengan resiko ratusan bahkan ribuan orang meninggal. Kemudian mencegah pergerakan virus dan mengidentifkasi orang yang sakit dan segera melakukan pemisahan, membatasi transmisinya dan memotong lajur penyebarannya. Makanya mengapa kemudian, physical distancing itu menjadi sangat urgent sekarang. Corona virus yang menyebar saat tahun 2002 memiliki angka case fatality rate yang sangat tinggi namun penyebarannya sangat rendah. Hal ini yang menjadi perbedaan dengan SARS-Cov-2 yang mudah tersebar dibanding yang pertama." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Benarkah covid-19 bisa diobati dengan obat anti malaria?
"Perlu diketahui bersama bahwa Malaria itu merupakan parasite sedangkan covid 19 ini secara etiologinya atau penyebabnya adalah virus. Jadi 2 organisme yang kemudian berbeda. Covid 19 merupakan virus yang baru. Sesuatu yang kemudian dalam dunia kedokteran pun masih dalam pengembangan. Vaksin nya saja masih dalam pengembangan dan alam tahap uji coba. Memang ada dalam laporan kasus dengan hidroklorokuin atau klorokuin tersebut dapat menyembuhkan orang yang mengidap Corona virus. Namun belum bisa dipastikan dan diakui sebagai obat paten. Mungkin sembuh tapi ada efek samping nya seperti kebutaan, ketuliaan dan kecacatan." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
"Apakah orang yang sudah terjangkit Covid 19 sebelumnya bisa terinfeksi? Bisa, laporan kasus di Cina ada sekitar 20% orang yang dinyatakan sembuh dari infeksi Corona Virus masuk kembali ke rumah sakit dengan keluhan yang sama dan dites lalu kemudian menunjukkan gejala Corona virus kembali." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apa pendapat dokter tentang masyarakat yang menyemprotkan diri ke desinfektan?
"Perlu diketahui bersama bahwa proses disinfeksi itu ada 2, yaitu disinfeksi dan
antisepsi. nah yang dilakukan ke tubuh manusia itu disebut antisepsi, yaitu menghilangkan sementara patogen - patogen baik jamur maupun virus dari permukaan tubuh manusia. Sedangkan proses disinfeksi itu dilakukan kepada benda-benda mati. Nah, bagaimana kemudian fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat saat ini yaitu menyemprotkan tubuhnya dengan alkohol ataupun alat-alat disinfektan, saya kira pemerintah sudah memberikan anjuran bahwa terdapat efek jangka panjang dan jangka pendek baik itu yang jangka pendek berupa iritasi kulit ataupun jangka panjang yang mana apabila tidak sengaja terkena mata bisa jadi kebutaan, korosi, alergi dan sebagainya itu perlu dihindari. Oleh karena itu, CDC pada akhirnya Amerika dimana mereka mempunyai Lembaga Pengendalian Infeksi tetap menganjurkan bahwa mencuci tangan dan mengenakan masker(terutama bagi yang sakit) menjadi prefensi utama terhadap pengendalian virus ataupun wabah yang ada pada saat ini." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apakah benar minum
setiap 15 menit sekali dapat membuat virus masuk ke lambung dan mati?
“Untuk minum setiap 15 menit itu tidak ada yang melarang dan
tidak ada kejelekannya. Namun sejauh yang saya baca bahwa virus ini pernah ditemukan
di feses pasien yang positif covid-19. Itu artinya virus ini tidak mati di
lambung dan bisa menginvasi saluran pencernaan.” Dijawab oleh dr. Rahmi Putri
Isnaw
Q: Apakah benar virus covid-19 bisa mati pada suhu di atas 34 derajat?
"Semua virus tidak tahan terhadap panas. Maka Corona Virus bisa mati diatas 40 derajat." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apakah benar virus covid-19 bisa mati pada suhu di atas 34 derajat?
"Semua virus tidak tahan terhadap panas. Maka Corona Virus bisa mati diatas 40 derajat." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apakah wabah covid-19 bisa berakhir, seperti wabah flu burung?
"Apakah virus ini bisa berakhir? Ya bisa. Skenario virus bisa berakhir dengan kekebalan komunitas (herd community) yaitu dengan membiarkan virus menginfeksi semua orang namun dengan resiko ratusan bahkan ribuan orang meninggal. Kemudian mencegah pergerakan virus dan mengidentifkasi orang yang sakit dan segera melakukan pemisahan, membatasi transmisinya dan memotong lajur penyebarannya. Makanya mengapa kemudian, physical distancing itu menjadi sangat urgent sekarang. Corona virus yang menyebar saat tahun 2002 memiliki angka case fatality rate yang sangat tinggi namun penyebarannya sangat rendah. Hal ini yang menjadi perbedaan dengan SARS-Cov-2 yang mudah tersebar dibanding yang pertama." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Apakah harus selalu
vaksin obat virus itu?
“Saya garisbawahi dulu bahwa vaksin itu bukan obat. Vaksin ada
dua macam: vaksin yang berisi virus yang sudah dilemahkan atau vaksin yang
berisi virus yang sudah mati. Vaksin adalah pencegahan dimana vaksin yang
dimasukkan atau disuntikkan ke dalam tubuh, kemungkinan orang tersebut untuk
terkena penyakit tersebut bisa lebih rendah tapi bukan pasti tidak terkena ya.”
Dijawab oleh dr. Rahmi Putri Isnaw
Q: Apakah Chloroquine Phosphate obat untuk covid?
Jika iya dan mengonsumsi tanpa terbukti positif bagaimana efeknya karena
katanya untuk mencegah ?
“Ada lagi nih,
kebetulan 2 hari yang lalu saya ke apotik mau beli obat untuk adik saya,
Nah saya lihat ada ibu-ibu yang beli
tablet Chloroquine dan Tablet Kina. Guys.... Ingat!!!!! jangan minum dan beli Chloroquine
tanpa resep dokter ya. BAHAYA! Namun dibeberapa negara obat-obat ini cukup
efektif MENGOBATI pasien-pasien yg positif corona. Begitu juga untuk obat
Quinin sulfate ataupun Avigan yang dipesan oleh Bapak Presiden Jokowi dan telah
digunakan di sejumlah negara. Semua nya masih dalam penelitian. Ingat bukan
untuk PENCEGAHAN. Yakin mau minum
obatnya tanpa petunjuk dan resep dari dokter? Jangan ya ? Tetap harus konsultasikan ke
dokter dulu.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Benarkah covid-19 bisa diobati dengan obat anti malaria?
"Perlu diketahui bersama bahwa Malaria itu merupakan parasite sedangkan covid 19 ini secara etiologinya atau penyebabnya adalah virus. Jadi 2 organisme yang kemudian berbeda. Covid 19 merupakan virus yang baru. Sesuatu yang kemudian dalam dunia kedokteran pun masih dalam pengembangan. Vaksin nya saja masih dalam pengembangan dan alam tahap uji coba. Memang ada dalam laporan kasus dengan hidroklorokuin atau klorokuin tersebut dapat menyembuhkan orang yang mengidap Corona virus. Namun belum bisa dipastikan dan diakui sebagai obat paten. Mungkin sembuh tapi ada efek samping nya seperti kebutaan, ketuliaan dan kecacatan." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
Q: Jika pasien terkena
covid-19 dan dinyatakan sembuh, apakah pasien tersebut dapat kembali terkena
covid-19?”
“Pasien yang telah sembuh dari covid-19 untuk kemungkinan
terkena covid-19 dengan tipe RNA virus yang sama itu kemungkinannya kecil
karena sudah memiliki antibodi jadi begitu virus masuk ke dalam tubuh sudah dapat
dilawan oleh antibodi sedangkan kemungkinan untuk terkena coronavirus dengan
RNA virus yang berbeda atau bermutasi mungkin bisa.” Dijawab oleh dr. Rahmi
Putri Isnaw
"Apakah orang yang sudah terjangkit Covid 19 sebelumnya bisa terinfeksi? Bisa, laporan kasus di Cina ada sekitar 20% orang yang dinyatakan sembuh dari infeksi Corona Virus masuk kembali ke rumah sakit dengan keluhan yang sama dan dites lalu kemudian menunjukkan gejala Corona virus kembali." Dijawab oleh dr. Ahmad Yasin, S.Ked
“Bukan berarti orang yang sudah sembuh dari covid-19 ini tidak bisa lagi tertular/tidak bisa lagi terinfeksi. Tetap bisa. Cuman memang karena dia sudah terinfeksi sebelumnya, daya tahan tubuhnya terbentuk antibodi sehingga istilahnya untuk terinfeksi kembali itu lebih sedikit peluangnya tapi tetap ada peluang dia bakal terinfeksi kembali.” Dijawab oleh dr. Ramlan Zuhair Pulungan
Q: Apakah kondisi
paru-paru orang sudah terkena covid-19 kembali membaik seperti sedia kala?
“Jika infeksinya sudah mencapai masa kritis dimana sudah ada
gambaran pneumoni di paru atau sudah terjadi gagal napas biasanya kerusakan
parunya permanen. Tetapi untuk pasien covid-19 yang gejalanya ringan/asimtomatik
dan infeksinya tidak sampai ke paru-paru (misalnya hanya di saluran napas atas dengan
gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan) maka paru-parunya tidak apa-apa.” Dijawab
oleh dr. Rahmi Putri Isnaw
"Sebenarnya orang yang sudah pernah terkena covid-19 ini
mungkin gejalanya yang sudah sembuh tapi dalam tubuhnya pasti tetap ada yang
berubah di dalam tubuhnya. Dibilang sembuh total bisa sembuh, tapi mungkin ada
gejala sisa, gejala yang mungkin dari paru-paru kalau dalam penelitian
dikatakan bahwa paru-parunya tidak seperti orang normal lagi artinya tidak
orang biasa lagi. Tapi kalau imunitasnya kuat, dia tidak sampai berat, mungkin
tidak tampak gejalanya atau dalam artian dia sudah sembuh seperti semula.”
Dijawab oleh dr. Ramlan
Zuhair Pulungan
Beberapa instagram penyelenggara masih sering mengadakan
seminar online dengan tema yang menarik. Teman-teman bisa mengunjungi (atau
jika berkenan mengikuti) instagram mereka untuk mendapat informasi seminar
online selanjutnya.
---
Referensi:
dr. Alvin Nursalim, SpPD adalah seorang dokter di RSUD Mampang
Jakarta, Klikdokter (klikdokter.com), dan Host Metro I care (@metro.icare). Pertanyaan dijawab pada
Seminar Online yang bertema “Fenomena Corona dan Social-Distancing” Minggu, 22 Maret 2020. Seminar diadakan oleh Gajahlah Kebersihan (ig: @gajahlahkebersihan.id)
bekerjasama dengan KlikDokter (ig: @klikdoktercom).
dr. Ahmad Yasin, S.Ked adalah intership doctor. Pertanyaan dijawab pada Diskusi Online dengan tema "Ikhtiar Keras untuk Corona Tuntas" Selasa, 31 Maret 2020. Seminar diadakan oleh UNIT KEGIATAN MAHASISWA KARISMA (ig: @ldk_karisma)
drg. Muhammad Fuandi, seorang dokter gigi PTT Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Selatan dan Sumatera Selatan pada “Diskusi Online Hikmah di Balik Covid-19” pada Sabtu, 4 April 2020. Seminar diadakan oleh FSLDK Sumatera Selatan (ig: @fsldksumsel)
drg. Muhammad Fuandi, seorang dokter gigi PTT Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Selatan dan Sumatera Selatan pada “Diskusi Online Hikmah di Balik Covid-19” pada Sabtu, 4 April 2020. Seminar diadakan oleh FSLDK Sumatera Selatan (ig: @fsldksumsel)
dr. Rahmi Putri Isnaw, pada Diskusi Online yang bertema “Hikmah
di Balik Covid-19” pada Sabtu, 4 April 2020. Seminar diadakan oleh FSLDK
Sumatera Selatan (ig: @fsldksumsel)
dr. Ramlan, seorang dokter RSUD PADANGSIDIMPUAN pada Talkshow Nasional Online
Zeneration Chapter Solo “Waspada Covid 19: Lindungi Diri dan Keluarga dari Ancaman
Pandemi COVID-19” pada Minggu, 26 April 2020. Seminar diadakan oleh ZONERATION (ig:
@zoneration_solo)
Komentar
Posting Komentar